Translate

Rabu, 09 Desember 2015

Mimpi dan Cita-cita


Mimpi dan cita-cita memang tidak ada batasnya, mimpi dan cita-cita seluas dunia. Setiap orang berhak bermimpi dan mewujudkan mimpnya tanpa memandang usia, status sosial, ras, agama, ataupun gender. Berani bermimpi, mengajar dan menggapainya adalah suatu hal yang manusiawi. Berhenti bermimpi dan tidak tahu akan cita-cita maka semua akan sia-sia!

Rasanya tidak mungkin bila ada orang yang tidak memiliki mimpi. Rasa tidak mungkin juga untuk meremehkan peran mimpi dan cita-cita dalam menentukan masa depan. Mimpi dan cita-cita adalah suatu hal yang lebih penting dari sekeda hasil imajinasi dan kreatifitas otak dalam berpikir. Mimpi dan cita-cita memberikan banyak pengaruh postif bagi kehidupan sosial terutama bagi kaum remaja yang merupakan generasi penerus bangsa yang mana kehidupan nyatanya masih terbungkus dalam deret mimpi dan cita-cita. Ibarat kata, mimpi adalah kompas sedangkan kita adalah orang yang kehilangan arah. Dengan adanya mimpi dan cita-cita maka proses kita dalam menjelajahi dunia menuju masa depan sudah jelas konsepsi dan substansinya seperti seorang penjelajah yang tau kemana arah mata anginnya.

Mimpi dan cita-cita nampaknya hanya sebuah kata yang sepele maknanya padahal ia lebih dari apa yang kita pikirkan. Mimpi dan cita-cita harus digapai dan diwujudkan, tentu dengan kerja keras dan belajar yang tepat. Memaksimalkan dan mengoptimalkan mimpi dan cita-cita yang kita miliki akan membawa keuntungan bagi kita sendiri, sang empunya mimpi dan cita-cita tersebut. Mimpi dan cita-cita adalah mesin penggerak kemajuan peradaban manusia. Apa yang kita nikmati saat ini seperti kemajuan dibidang transportasi, perkembangan ekonomi, inovasi teknologi dan komunikasi merupakan hasil dari perwujudan impian para pendahulu kita. Mereka berhasil menggapai mimpi dan mewujudkan cita-cita yang mereka mimpikan dan manfaatnya bisa kita nikmati sampai sekarang.

Keberhasilan menggapai cita-cita tentunya berawal dari sebuah impian, sebuah mimpi. Para pemimpi membayangkan dalam pikiran bebasnya tentang keadaan ideal dan sempurna tentang situasi di masa depan yang akan terwujud jika mereka berhasil menggapai impian mereka. Setelah itu mereka bertindak untuk menggapai cita-cita yang dibuktikan lewat usaha. Bagaimana kita bisa menggapai impian dan meraih cita-cita, apa yang menjadi faktor penentu? Mimpi lahir dari keinginan sama seperti halnya cita-cita. Faktor kunci keberhasilan mencapai impian sangat ditentukan oleh seberapa besar keinginan kita. Jangan salahkan keadaan atau orang lain atas belum tercapainya impian kita. Ini mungkin terjadi karena kita tidak benar-benar memiliki keinginan yang kuat dan tidak tabah serta sabar menjalani pengorbanan yang dibutuhkan.

Apa artinya dilema ini bagi kita sekarang ? Itu menunjukkan bahwa kaum remaja kita sekarang tidak terlalu memikirkan masa depannya, atau dengan kata lain tidak berorientasi progress. Apakah semua remaja kita sekarang terjebak dalam dilema tersebut ? Tentu tidak demikian. Banyak remaja kita yang produktif, handal, dan memiliki mimpi dan cita-cita yang diikuti dengan kemauan untuk mewujudkan mimpi dan cita-citanya. Apakah ada pengaruh dilema yang dialami remaja kita saat ini ? Tentu saja iya jawabnya. Remaja yang punya mimpi dan cita-cita juga punya keinginan dan usaha mewujudkannya akan sangat berguna bagi bangsa, karena kemajuan bangsa di masa mendatang berada di pikulan pundak mereka. Generasi remaja hancur, maka hancur pula bangsa kita di masa mendatang. Setidaknya ada 3 alasan mengapa kita harus memiliki mimpi dan cita-cita :

1. mimpi dan cita-cita adalah peta jalan hidup kita kedepannya. Dengan peta, kita tidak akan tersesat atau salah dari alur yang sudah ditetapkan. Dengan peta semua alur dan tahap-tahap kehidupan akan kita lalui dengan lebih mudah. Bahkan, mimpi dan cita-cita tidak hanya sekedar peta melainkan sekaligus menjadi kompasnya pula.

2. mimpi dan cita-cita adalah bukti kesungguhan dan rasa ingin maju. Sudah menjadi tabiat manusia tidak mudah puas dengan apa yang ada. Sudah menjadi tabiat manusia ingin yang lebih daripada apa yang sudah ada. Namun, ada suatu hal yang bisa membuat kita heran bahwasanya tabiat manusia yang tidak mudah puas dengan apa yang ada dapat dipatahkan oleh ketidakjelasan mimpi dan cita-cita. Mana tidak, mimpi dan cita-cita yang dimiliki dan kemudian bisa digapai menunjukkan manusia ingin lebih baik dari keadaannya semula sedangkan kenyataannya banyak kaum remaja yang tidak memiliki konsepsi yang jelas bahkan tidak memiliki mimpi dan cita-cita itu sendiri sehingga tidak mungkin bisa lebih baik dari keadaannya semula. Dengan kata lain bahwa tabiat manusia yang tidak mudah puas itu telah terpatahkan oleh manusia itu sendiri.

3. mimpi dan cita-cita adalah ajang evaluasi diri. Bila mimpi dan cita-cita sudah digapai, maka mimpi dan cita-cita yang kita miliki tersebut dapat menjadi ajang evaluasi atau ajang mengkoreksi diri kembali. Dengan tercapainya mimpi dan cita-cita berarti posisi kita telah beranjak dari posisi atau keadaan semula. Dan dengannya kita dapat mengevaluasi seberapa besar kemajuan yang kita dapat dan dampaknya bagi psikologis kita.

Sebagai simpulan, mimpi dan cita-cita adalah suatu yang sangat bermanfaat dan karenanya tidak seorang manusia pun di dunia yang dapat dibatasi dalam hal bermimpi dan bercita-cita atau mencoba mewujudkan dan menggolkan apa yang mereka impi dan cita-citakan dalam masyarakat modern multikultural seperti masa saat ini entah karena alasan SARA atau alasan-alasan lainnya. Mimpi dan cita-cita memungkinkan anak-anak, remaja, dan kaum muda untuk menjadi generasi yang tangguh, percaya diri, dan realistis. Sedangkan bagi yang belum memiliki konsepsi, mimpi dan cita-cita itu sendiri seiring bergantinya waktu dan proses pendewasaan diri maka akan muncul sendiri gagasan-gagasan tentang gambaran masa depan yang diimpikan. Alasan-alasan yang tidak terlalu objektif sering diutarakan bagi mereka yang belum punya konsepsi, mimpi dan cita-cita yang mana hanya karena bermimpi yang dianggap imaji itu tidak akan dapat digapai dan kehidupan adalah suatu yang sudah disuratkan atau ditakdirkan Tuhan untuk anak manusia. Naudzubillahi Mindzalik, hal itu jelas bertentangan dengan ajaran agama dan nilai religius bahwa nasib dapat berubah dari perubahan-perubahan yang kecil

If you never try youll never know

Tidak ada komentar:

Posting Komentar